Gardapelitanews.com | Sidoarjo – Malam Sabtu itu, layar-layar Zoom menjadi jembatan pertemuan bagi 23 orang dari berbagai kota. Mereka hadir dalam acara “Merdeka dari Luka”, diskusi daring yang digelar Kali Pustaka, penerbit independen yang berdiri sejak 2019 dan pada 2025 resmi bergabung dengan IKAPI Jawa Timur. Momentum peringatan kemerdekaan dijadikan ajang untuk menafsirkan kebebasan secara lebih personal—bebas dari beban dan luka batin.
Acara yang berlangsung lebih dari dua jam ini membedah dua buku terbitan terbaru Kali Pustaka: Sebuah Upaya Menyembuhkan Luka karya Nurul Naya dan Kelahiran Bocah Senin karya Lola Setia H. Diskusi dipandu Tsabitah dan Eim yang menjaga suasana tetap cair dan aman untuk berbagi. Moderator sejak awal menegaskan bahwa forum ini adalah “ruang aman” tanpa penilaian, sehingga percakapan berlangsung hangat dan akrab meski secara virtual.
Dalam pemaparannya, Nurul Naya menceritakan bahwa tulisannya berangkat dari pengalaman pribadi menghadapi patah hati. Menulis menjadi salah satu cara untuk menerima luka itu sebagai bagian dari proses pemulihan. Buku ini merupakan karya ketiganya, dengan dua naskah lain sedang dipersiapkan untuk terbit. Sementara itu, Lola Setia H. mengisahkan bagaimana pertemuannya dengan seorang penulis bernama Kidung mengubah arah penulisannya ke ranah puisi, yang ia anggap memiliki kedekatan emosional lebih dalam dibanding opini atau cerpen.
Menambah perspektif, Akhmad Mustaqim—dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia—mengkaitkan karya-karya tersebut dengan pemikiran Sigmund Freud dalam Mourning and Melancholia. Ia menilai keduanya berbicara tentang duka, namun berada di tahap berbeda: Naya cenderung sudah berdamai, sementara Lola masih berada di persimpangan antara pulih atau kembali larut dalam luka.
Diskusi malam itu bukan hanya soal teori atau ulasan karya. Beberapa peserta membagikan pengalaman pribadi, dari luka yang masih segar hingga kenangan yang sudah bertahun-tahun dibawa. Menulis pun menjadi saran yang paling banyak muncul sebagai sarana terapi, di samping anjuran untuk mencari bantuan profesional bila diperlukan.
Sejak berdiri, Kali Pustaka telah menerbitkan lebih dari 100 buku ber-ISBN dan puluhan judul ber-QRCBN. Melalui “Merdeka dari Luka”, penerbit ini kembali menegaskan peran sastra sebagai media penyembuhan dan refleksi diri. Dalam suasana peringatan kemerdekaan, pesan yang dibawa sederhana namun kuat: kemerdekaan sejati tak hanya tentang lepas dari penjajahan, tetapi juga tentang membebaskan diri dari jerat luka batin.
Editor : GPN