Tragedi Maut Pesawat Jatuh di Jantung Kota Bandung.
Bandung | Gardapelitanews.com – Insiden pesawat jatuh terjadi di Jalan Merdeka, Kota Bandung tepatnya menyambar sebuah restoran tempo dulu yang kini menjadi kampus Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan (Unpar). Lokasi pesawat terjatuh itu di samping kantor Balai Kota Bandung sekarang.
Kisah pesawat tempur jatuh itu tercatat dalam buku berjudul Bandung Baheula jeung Kiwari: Gemeente Huis (Balaikota) Bandung dan Sekitarnya, yang ditulis Sudarsono Katam terbitan 2014.
Dalam bukunya itu, Sudarsono Katam menerangkan Kampus Unpar program pascasarjana yang berada di Jalan Merdeka Kota Bandung, sebelumnya merupakan restoran atau toko yang menjual susu segar, produk olahan berbahan dasar susu dan kue, makanan dan minuman kalengan, roti, kopi bubuk dan restoran.
Toko atau restoran Almanak ini milik dari Almanak NV yang merupakan perusahaan peternakan sapi perah di Pangalengan sekitar tahun 1920-an. Pemilik Almanak NV adalah E Goldbach. Toko ini dibangun pada 1930 bergaya arsitektur Art Deco Geometric
Dalam bukunya itu, Sudarsono Katam menuliskan tentang peristiwa pesawat kecil jatuh di Almanak yang berdekatan dengan Balai Kota Bandung. Sudarsono Katam juga menerangkan pada 1970-an, Unpar membeli gedung Toko Almanak. Unpar menyulap gedung yang pernah menjadi saksi jatuhnya pesawat menjadi perpustakaan dan perkantoran.
Saat dikonfirmasi awak media, Sudarsono Katam membenarkan tentang catatan peristiwa pesawat tempur jatuh itu. Ia mengaku mendapatkan informasi mengenai pesawat jatuh itu tak begitu gamblang diceritakan.
“Mengenai jatuhnya pesawat di Almanak, informasi yang saya dapat memang segitu. Saya tidak bisa menjelaskan lebih lanjut, karena beritanya pendek sekali,” kata Sudarsono Katam kepada Gardapelitanews.com, Rabu (5/10/2022).
Awak media pun menelusuri peristiwa pesawat jatuh di Almanak. Ada beberapa fakta tentang peristiwa pesawat jatuh di Almanak. Salah satunya jumlah korban dalam kejadian tersebut.
Rupanya kabar itu dimuat oleh Provinciale Drentsche en Asser Courant. Surat kabar itu menyebutkan pesawat yang jatuh di Almanak itu adalah milik militer. Surat kabar yang terbit pada 14 Desember 1948 itu menyebutkan pesawat tempur jatuh di restoran Almanak pada Senin pagi pukul 10.00
Pesawat tempur itu menabrak bagian atap bagian restoran Almanak. Pesawat itu mengangkut dua penumpang dan seorang pilot. Salah seorangnya merupakan pria berpangkat mayor dari militer pemerintah Belanda.
“Di mana seorang mayor angkatan darat Kerajaan Belanda dan seorang wanita sedang duduk. Keduanya terluka parah,” tulis Provinciale Drentsche en Asser Courant.
Mayor dan wanita tercatat sebagai korban luka berat. Sementara itu, dua korban lainnya merupakan pelayan restoran yang berada di lokasi kejadian. Dua pelayan itu mengalami luka ringan.
Provinciale Drentsche en Asser Courant juga menerangkan pilot pesawat tempur milik militer Belanda itu bernama P Forty dari skuadron ke-120. Forty kala itu sedang menggelar latihan di sekitaran Bandung.
“Kemudian dilaporkan bahwa pilot pesawat telah meninggal,” tulis Provinciale Drentsche en Asser Courant.
Di hari yang sama, surat kabar Nieuwsblad van het Zuiden juga memberitakan peristiwa jatuhnya pesawat tempur milik militer Belanda itu. Nieuwsblad van het Zuiden menuliskan judul ‘Satu Tewas, Dua Luka Parah’. Surat kabar ini menyebut pesawat tempur itu hancur karena menabrak atap Almanak.
“Pesawat menembus langsung melalui atap di bagian depan, di mana mayor dari korps tentara dan seorang wanita duduk. Keduanya terluka parah dua pelayan Indonesia sedikit terluka,” tulis Nieuwsblad van het Zuiden.
Reporter : DD