Gardapelitanews.com – Dalam Surat Yusuf, banyak yang menggambarkan tipu daya wanita begitu dahsyat bahayanya. Hingga ada yang menyebut lebih buruk dari rayuan setan. demikian?
Tipu daya wanita dalam Surat Yusuf disebutkan pada ayat 28, yang berbunyi:
فَلَمَّا رَاٰ قَمِيْصَهٗ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ اِنَّهٗ مِنْ كَيْدِكُنَّ ۗاِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيْمٌ – 28
Latin: Falammā ra’ā qamīṣahū qudda min duburin qāla innahū min kaidikunn(a), inna kaidakunna ‘aẓīm(un).
Artinya: “Maka, ketika melihat bajunya (Yusuf) koyak di bagian belakang, dia (suami perempuan itu) berkata, ” Sebenarnya ini adalah tipuan dayamu (hai kaum wanita). Tipu dayamu benar-benar hebat.”
M. Quraish Shihab melalui Tafsir Al-Mishbah Jilid 6 menyebut ada ulama yang mengartikan firman-Nya ‘inna kaidakunna ‘aẓīm(un)( Sebenarnya ini adalah tipu dayamu (hai kaum wanita) adalah besar)’ dalam ayat di atas, sebagai bukti keburukan sifat wanita.
Sehingga sering kali tercipta pandangan bahwa ‘perempuan adalah senjata setan untuk memperdaya perempuan’ atau ‘keberhasilan iblis menggoda manusia dicapai melalui perempuan’.
Bahkan ada pula yang menganggap perempuan lebih berbahaya rayuannya dari setan. Ulama berpendapat demikian mengambil penggalan ayat 28 di atas sebagai dalih, dan membandingkannya dengan Surat An-Nisa ayat 76, yang berbunyi, “Sesungguhnya tipuan daya setan itu lemah.”
Quraish Shihab menyatakan, bahwa kesimpulan akan tipu daya yang menjadi sifat buruk wanita itu jelas salah. Mereka yang berpandangan seperti itu tidak memperhatikan konteks pembicaraan pada kedua ayat.
Fathi Muhammad Ath-Thahir Ghayati lewat bukunya Haakadza Yablugh Al-Hubb Bainahuma juga mengungkap pemahaman tersebut merupakan kekeliruan dalam penafsiran makna.
Ia mengatakan, mereka yang berpandangan tipu daya wanita dalam Surat Yusuf ayat 28 dikaitkan dengan tipu daya setan dalam Surat An-Nisa ayat 76 itu, seolah-olah memperlakukan perempuan selayaknya lebih buruk daripada setan. Mereka seolah-olah meyakini kaum hawa sebagai makhluk jahat yang perlu menghadapi segala persiapan yang matang.
Padahal ayat kedua (Surat Yusuf ayat 28 & Surat An-Nisa ayat 76) tersebut adalah firman Allah SWT. Demikian, Prof. Mahmud Al-Mashri melalui buku Haakadza Yablugh Al-Hubb Bainahuma menjelaskan:
“Sebenarnya Allah SWT menggambarkan tipu daya setan itu lemah jika dibandingkan dengan tipu daya Allah. Adapun ungkapan yang diungkapkan oleh Saksi dalam kisah Nabi Yusuf AS bahwa tipu daya wanita itu besar, jika dibandingkan dengan tipu daya Yusuf AS. Jadi, sama sekali tida ada alasan untuk membandingkan keduanya dalam topik ini.”
Dengan artian, pemahaman bahwa tipu daya perempuan sebagaimana dalam Surat Yusuf ayat 28 tidak bisa disandingkan bahkan dikaitkan dengan tipu daya setan. Karena keduanya berbeda konteks dan kasus. Wallahu a’lam.