Bandung | Gardapelitanews. com – Rokayah terbiasa bangun tengah malam untuk menunaikan salat malam. Saat hendak mengambil wudhu, wanita yang kala itu berumur 67 tahun dikagetkan saat melihat di kaca jendela, rumah tetangganya dilalap si jago merah.

Rokayah bantuan pun keluar dari rumah, berteriak meminta kepada warga untuk mengomunikasikan api yang membakar rumah tetangganya yang sudah lama tidak berinvestasi.

Peristiwa kebakaran itu terjadi dipemukiman padat penduduk yang berada di Kampung Bojongresmi 2/13, Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa, 25 Maret 2017.

Karena tidak dapat menjangkau mobil pemadam kebakaran, api yang membakar rumah pangung itu dipadamkan dengan alat seadanya dengan cara warga bergotongroyong.

Saat api berhasil dipadamkan, warga yang ada di lokasi kejadian dikagetkan dengan penemuan tiga jenazah anak-anak berusia remaja yang terpaggang kobaran si jago merah.

“Saya langsung berteriak-teriak dan banyak warga berdatangan. Tidak tahu ketiga korban masuk rumah jam berapa. Saya tahunya rumah itu kosong,” kata Rokayah kala itu.

Anak ketiga yang tewas terpanggang yakni Aldi (15), yang diketahui anak pemilik rumah, dan dua temannya Slamet Riadi (11) dan Sandi (11).

Camat Pasir Jambu yang kala itu dijabat Purnama membenarkan jika warga tidak mengira kalau ada orang di rumah tersebut. Seperti diketahui, pemilik rumah, Jeje dan istrinya Dede, sedang tidak berada di dalam rumah.

“Setelah api padam warga menemukan ada 3 jasad anak tewas terbakar,” ujar Purnama di TKP.

Menurut Purnama, Slamet dan Sandi pada malam itu tengah menginap di rumah Aldi. “Aldi biasanya menginap di rumah Slamet (saat orangtuanya tidak ada) dan baru kali ini anak-anak itu menginap di rumah Aldi,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Desa Cukang Genteng yang kala itu dijabat Hilman mengatakan, salah satu korban yaitu Aldi mencoba menyelamatkan diri saat api di rumahnya, namun sayang korban tak bisa keluar dan terjebak hingga jasadnya ditemukan dalam posisi telungkup di dekat pintu keluar. “Sedangkan jasad Slamet dan Sandi sedang tidur bersebelahan,” ujarnya.

Hilman menduga jika kebakaran ini dipicu oleh obat nyamuk. Seperti diketahui, jika dirumah itu tidak ada kompor.

“Kemungkinan bukan dari tungku atau kompor di dapur soalnya api bukan berasal dari sana. Mungkin saja, sebelum tidur korban ini menyalakan obat nyamuk,” katanya.

Menurut Hilman, proses pemadaman api yang dilakukan warga berlangsung sekitar setengah jam. Namun sayangnya, karena api sudah terlanjur besar, bangunan rumah panggung itu sudah habis terbakar.

Selain itu, di kampung ini memang tidak ada akses ke yang bisa masuk kendaraan roda empat. Jadi kalau pun warga di sini menghubungi petugas pemadam kebakaran percuma, dari Jalan Raya Soreang-Pasirjambu-Ciwidey sepanjang 1 kilometer ini hanya berupa jalan gang yang cukup untuk motor saja,” terang Hilman.

Kebakaran yang dipicu obat nyamuk ini juga dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Jabar yang kala itu dijabat Kombes Pol Yusri Yunus. Yusri juga menyebut korban meninggal dan tidak bisa menyelamatkan diri.

“Diduga korban terjebak di dalam kamar saat api sudah besar. Diduga api berasal dari obat nyamuk bakar,” kata Yusri.

 

Editor : GPN

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *