Diduga wali Murid Mengeluh Disuruh Membeli Seragam Anaknya di Sekolah SDN 04 Katulampa
Kab. Bogor | Gardapelitanews. com – Ironis wakil Murid SDN 04 Katulampa mengeluh adanya jual beli seragam batik dengan harga Rp. 85.000,- / pcs bahkan tidak hanya untuk baju batik tapi juga baju muslim. Kamis. ( 03/10/24 )
Seperti yang disampaikan oleh salah satu wali murid yang tidak mau disebut namanya mengatakan””Anak saya Sekolah SDN Katulampa 4 disuruh beli baju batik di sekolah 85,000 persiswa. Barusan juga ada yang chat di grup yang nagih uang buat baju muslim”, ucapnya sambil mengirimkan bukti chat penagihan.
“Assalamualaikim.mf ya bagi yg blum bayar baju muslim di segerakan ni udh batas waktuk ya mau abis.mf ya kerja sama ya”, isi chat yang dikirim melalui pesan whatsapp di grup orangtua siswa.
“Anak saya Sekolah SDN Katulampa 4 disuruh beli baju batik di sekolah 85,000 persiswa. Barusan juga ada yang chat di grup yang nagih uang buat baju muslim”, ucapnya sambil mengirimkan bukti chat penagihan.
“Assalamualaikim.mf ya bagi yg blum bayar baju muslim di segerakan ni udh batas waktuk ya mau abis.mf ya kerja sama ya”, isi chat yang dikirim melalui pesan whatsapp di grup orangtua siswa.
Saat awak media menghubungi Kepala Sekolah SDN 04 Katulampah melalui pesan whatsapp Ia minta untuk ketemu, pada hari Kamis 03 Oktober 2024 untuk memberikan penjelasan.
“Boleh pak .. mangga , untuk lebih enaknya kita bicarakan di sekolah aja yah .gimana kalo besok bapak kesekolah katulampa 04 aja yah. Jam 10 yah karena sekolah lagi PTS”, ucapnya.
Ketika disambangi ke sekolah sesuai arahan dari kepala sekolah, disekolah tersebut sudah berkumpul komite, staff dewan guru dan beberapa orangtua siswa.
“Terkait penjualan baju tersebut bukan arahan dari pihak sekolah tapi hasil rapat orangtua siswa dengan komite dan didampingi oleh Dewan guru termasuk saya selaku kepala sekolah. Dan itu tidak ada sangkutan dengan sekolah, itu urusan antara orangtua siswa dengan komite langsung dengan konfeksinya”, ucapnya.
“Kami juga gak maksa kalo yang gak beli atau gak mampu beli saya suruh langsung menemui saya buat komunikasi baiknya seperti apa, jadi sama sekali tidak ada paksaan apalagi dari saya”, sambungnya.
Bahkan Dinas Pendidikan sudah menjelaskan perbedaan antara pungli dengan sumbangan. Dimana sumbangan tidak boleh ditetapkan nominal dan jangka waktunya serta hanya dilaksanakan sesekali saja itupun untuk hal mendesak dan tidak terduga. Sementara pungli adalah pungutan yang ditentukan nominalnya serta ditetapkan jangka waktunya.
Pada hal didalam peraturan permendikbud pasal 5 dan pasal 6 no 44 tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar. Meski regulasi sudah melarang, pungutan banyak terjadi di sekolah negeri. Disinilah pungutan menjadi pungutan liar
Sementara komite boleh melakukan penggalangan dana untuk mendukung tenaga, sarana, dan prasarana, tetapi tidak boleh berupa pungutan. Hal itu telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah.
Dijelaskan pula bahwa ada 30 jenis yang termasuk pungli, salahsatunya ialah jual beli seragam. Hal tersebut memang banyak terjadi hampir disemua sekolah negri dengan berbagai macam dalih. Seperti salahsatunya ialah SDN 04 Katulampah, Kp. Kacapandak RT. 03/03, Desa / Kelurahan Cibanon, Kecamatan Sukaraja,Kabupaten / Kota Kabupaten Bogor – Jawa Barat. ( Red )