SAMISADE Desa Warungmenteng Diduga Jadi Ajang Bancakan Korupsi
KAB.BOGOR | Gardapelitanews.com Desa Warungmenteng, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor – Jawa Barat, kembali Terima bankeu SAMISADE sebesar Rp. 350.000.000,00 yang direalisasikan untuk betonisasi jalan desa dengan volume P. 353m x L. 3m x T. 0,15m, di Kp. Warungkupa RT. 01, RW. 01.
Namun bantuan tersebut diduga menjadi ajang korupsi masal oleh oknum-oknum terkait. Ketika awak media datang kelokasi selaku kontrol sosial atas adanya aduan warga sekitar, awak media dengan salahsatu warga setempat memastikan benar atau tidaknya aduan tersebut.Minggu. (08/09/24)
Ditemui tidak ada alas pelastik yang tujuan pemasangan plastik cor yaitu agar material cor tidak tercampur dengan tanah yang menyebabkan air masuk kedalam pori-pori beton. Selain itu, jika tidak dilapisi dengan terpal cor maka besi pada rangka tulang beton akan mudah korosi.
Tidak ada batu makadam yang pada umumnya, batu split yang fungsi utamanya sebagai bahan campuran utama pada pembuatan beton cor. Biasanya batu split akan dicampur dengan bahan material lainnya, seperti pasir, semen dan air. Setelah semua bahan material tersebut tercampur rata, maka adonan akan dicetak yang sesuai dengan kebutuhan penggunaan.
Bahkan coran tersebut tidak menggunakan rangka besi yang biasa digunakan untuk penahan agar jalan tidak mudah rusak. Selain itu ketebalan realisasi tidak sesuai dengan volume yang tertulis dalam papan informasi. Hal-hal tersebut diakui oleh beberapa warga sekitar, dan oleh pihak TPK.
“Memang tidak menggunakan plastik sebagai alas coran, agar komponen adukan coran bisa rembes kejalan aspal yang sudah rusak ini, jadi coran bisa lebih kuat dan tahan lama tanpa ada retakan ataupun patahan pada coran nantinya”, ujar salahsatu warga.
Warga lain juga mengatakan bahwa ketebalan coran memang tidak sesuai dan tidak rata, karena bagian tengah lebih rendah dari sisi kanan dan kiri serta tidak menggunakan rangka besi.
” Memang coran jalan ini ketebalanya tidak rata pada bagian pinggir kanan kiri dan tengah, bagian tengah lebih rendah daripada sisi kanan kirinya, saya juga tidak lihat adanya rangka besi sebelum pengecoran”, ucap warga lainya.
Bahkan pihak TPK yang ditemui pada Minggu 09 September 2024 untuk dimintai hak jawabnya membenarkan aduan warga tersebut.
“Memang benar tidak menggunakan plastik untuk alas coran hanya dipingir-pinggirnya saja yang dikasih plastik supaya matrial coran tersebut bisa meresap ketanah biar nanti hasilnya lebih kuat dan rata. Soal kemiringan pun benar ketebalan tidak sama supaya saat hujan air bisa mengalir ke saluran air, jadi lebih tahan lama”, ucap TPK.
Ketika ditanya terkait anggaran dalam RAB untuk plastik alas, batu makadam, rangka besi dan tiang papan informasi Ia juga membenarkan adanya anggaran untuk itu. Ia pun mengakui adanya kelalaian TPK dalam pengecekan pekerjaan.
“Dalam RAB ada anggarannya untuk itu, saya juga mengakui adanya kelemahan kontrol saya sehingga terjadi hal seperti ini”,sambungnya.
Jika semua termasuk dalam RAB lalu kemana anggaran yang diduga hilang. (Red)