Kekerasan Kepada Wartawan Terjadi di SMA Negeri 7 Wajo
Gardapelitanews.com ][ Aksi kekerasan terhadap wartawan kembali terjadi di Kabupaten wajo, Provinsi Sulawesi Selatan. Dimana dugaan tindak pengeroyokan di lakukan saat wartawan ingin melakukan klarifikasi terhadap Aminuddin kepala sekolah sma negeri 7 Wajo. Senin (26/02/2024)
Korban pengeroyokan bernama Andi Huzaifah (31), Andi syahrul syawal (23) mengatakan bahwa dirinya ingin lakukan konfirmasi terhadap kasek sma negeri 7 terkait adanya keluhan orang tua siswa tentang dugaan pungutan tahunan yang nilainya bervariasi nilai nya mulai satu juta rupiah hingga dua juta lima ratus ribu rupiah.
Namun seperti minggu lalu kasek tidak berada di Sekolah dan kali ini satpam sekolah yang bernama Wahyu dengan nada kasar bilang Kasek Keluar ki bahkan mempertanyakan pernyataan waktu itu dimasukkan sebagi sumber dalam berita dengan judul https://jurnal8.com/2024/02/16/kasek-di-wajo-diduga-urus-caleg-bawaslu-dan-disdik-diminta-tegas/, padahal berita yang tayang berdasarkan penyataan satpam sekolah Wahyu, akan tetapi setelah di tayangkan wahyu menampik hal tersebut dia mengatakan tidak pernah berkata seperti itu, padahal waktu itu kami bertiga sama Wahyu di depan gerbang sekolah.
Kepala Biro Wajo Andi Sheva yang didampingi wartawannya Andi Syawal tidak terlalu menanggapi dan menyarankan untuk membantah pernyataan nya tersebut sambil mengatakan nanti kami kembali lagi untuk konfirmasi kepada kepsek terkait dugaan pungutan tersebut.
Tapi Wahyu tidak membiarkan kami pergi dan kembali mengatakan kenapa di muat di media bilang saya yang mengatakan kalau kasek sibuk urus caleg.
Andi syawal menegaskan memang kita yang bilang itu hari kepada kami pada saat kami datang waktu itu, jadi kami bekerja sebagai wartawan menyampaikan berita sesuai yang bapak sampaikan kalau bapak merasa tidak terima silahkan memberikan klarifikasi tapi jangan dengan nada tinggi sambil berungkali menunjuk-menujuk ke wajah kami.
Andy Shawal lantas menjelaskan ke pak Wahyu bahwa kedatangan kami ke sekolah secara baik- baik bahkan sebelum nya kami melapor ke bapak sebagai security disini tapi sambutan bapak seperti kurang bersahabat dengan awak media.
Lantas Wahyu menjawab dengan lantang, ” Kenapa kalau saya tunjuk-tunjuk ki” disaksikan banyak siswa sekolah yang sedang berkumpul disitu, seharusnya hal tersebut tidak layak di perlihatkan oleh seorang penjaga sekolah yang terkesan ingin mempertontonkan arogansi terhadap para siswa didik di sekolah tersebut.
Tak sampai disitu di sela-sela perbincangan kami, salah seorang oknum satpam bernama ruslan berkata kepada Wahyu tunggu pergika dulu panggil Asdar, tak berselang lama
datanglah Asdar memakai baju safari coklat seperti pegawai negeri dengan nada tinggi layaknya seorang yang sedang tersulut emosi sampai ke ubun-ubun sambil menunjuk kearah kami dihadapan orang banyak.
” Kenapa kamu naikan di media bahwa security yang bilang kalau kasek sibuk urus caleg”, kata Asdar dengan nada tinggi
Lantas Andi Sheva bilang kepada Asdar sabar ki, anda siapa berbicara dalam hal berita yang tayang sedangkan kita sendiri tidak ada kaitan nya dalam pemberitaan tersebut.
Asdar membalas kalau Wahyu saudara ku jadi saya keberatan sebab keluargaku dimasukkan dalam berita.
lantas Andi sheva berkata, “oh iye terus kalau saudara ki silahkan gunakan hak jawab kalau keberatan ki” Jelas kepada Asdar
Bukan nya memberikan penjelasan untuk melakukan hak jawab malah Asdar dan Wahyu melontarkan kata-kata tak pantas
” Saya Asdar dan Wahyu mau ko apa ‘ telaco’ sambil emosi dan maju mendekat ke saya seolah – olah ingin melakukan intimidasi kami ” Jelas Andi Sheva sambil menirukan gaya kedua orang tersebut.
Andi Syawal coba menenangkan mereka dengan mengatakan sabar ki dulu bos, tidak pakai emosi kalau bicara, gunakan hak jawab silahkan bantah berita tersebut.
Bukannya mendengar masukan kami, Wahyu kemudian mencekik leher Andi Sheva sambil melontarkan kata-kata tak pantas dengar nada tinggi sehingga sebagian siswa pada geleng-geleng kepala.
Pada saat itu, Andi Sheva mencoba menenangkan mereka dengan mengatakan tugas wartawan hanya pencari berita dan dilindungi Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers dan jangan ada yang mencoba memukul sebab saya pasti akan melaporkan kalian ke aparat kepolisian.
Tapi bukannya mendengar Wahyu dan Asdar merasa tidak takut sama Polisi bahkan dengan lantang laporkan saja dan apa itu Undang-Undang ‘Telaco’ sambil mencoba menarik paksa Andi Sheva masuk kedalam halaman Sekolah.
Bahkan ada beberapa orang yang melayangkan pukulan ke arah Andi Sheva tapi sebagian tidak dikenal akan tetapi Wahyu dan Asdar yang memulai pemukulan tersebut sehingga sebagian ikut juga memukul.
Menurut Andi Sheva, ” Saya akan laporkan semua yang tadi memukul dan saya hafal mukanya jadi saya akan laporkan kalian semua. Memang saya tidak tau ada berapa pukulan yang mendarat di tubuh saya tapi yang jelas ada banyak orang yang memukul tapi yang saya liat jelas hanya si kembar asdar dan wahyu yang mengaku bersaudara bahkan mereka berdua sempat mau lemparkan batu besar kearah saya tapi untungnya saya langsung keluar dari pagar” Jelas Andi Sheva yang didampingi anggota Wartawan nya
Sambungnya, Untungnya waktu kejadian tersebut anggota wartawan mengambil dokumentasi video dan juga sempat merekam percakapan waktu bersama kedua bersaudara tersebut sehingga perbincangan kami sangat jelas terdengar “, beber Andi Sheva
Kejadian ini tentunya menunjukkan bahwa Kepala Sekolah terkesan memelihara ‘preman’ supaya untuk menghalangi tugas wartawan maupun LSM ketika ada dugaan kongkalikong di Sekolah tersebut.
” Jelas ini sudah menghina tugas wartawan sebagai kontrol sosial dan kami ini diperlakukan layaknya maling dikeroyok di depan sekolah yang merupakan tempat menuntut ilmu tapi petugas penjaga sekolah dan oknum guru melakukan intimidasi kepada wartawan”,
Mirisnya, Pemukulan terjadi di depan sekolah, tanganku di pegang lalu leherku di cekik untungnya saya sempat mengangkat kedua tangan untuk melindungi area wajah saya akan tetapi bagian vital bagian leher saya sempat dicekik sehingga terasa sakit hingga sekarang
Bahkan pada saat kejadian tersebut, Ruslan beserta salah satu oknum guru yang masuk ke dalam sekolah sambil berkata Alluru maneng ko’ (MAJU SEMUAKO), Masa muwitai bawang mi security mu ipakoromasa (masa mu biarkan security mu di kasih bgtu_red), bahasa tersebut terkesan memprovokasi para siswa untuk mengeroyok kami.
Atas peristiwa pengeroyokan tersebut, pihak redaksi menugaskan untuk segera melaporkan oknum satpam, oknum staf tata usaha (TU) yang berlagak ‘preman’ tersebut di Polres wajo untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya sesuai perundang-undangan. ( Red )