Oknum guru Sekolah dasar negri 5 pasir bungur Diduga Gelapkan Dana Bantuan PIP, untuk kepentingan Pribadi.
Lebak ][ Gardapelitanews.com – Dunia pendidikan kembali tercoreng akibat ulah oknum guru kelas SDN 5 pasir bungur,di Kecamatan cilograng diduga melakukan penggelapan dana bantuan dari Program Indonesia Pintar (PIP).
Tak tanggung-tanggung oknum Guru kelas SDN 5 pasir bungur, yang diketahui berinisial HR diduga menggelapkan program bantuan pemerintah (PIP) tahun ajaran 2022-2023 Kasus penggelapan ini diketahui terjadi di SDN 5 pasir bungur, kini tengah jadi diperbincangkan orang tua siswa dan warga sekitar.
Diduga menyalah gunaan uang bantuan pemerintah (PIP) yang seharusnya sampai kepada siswa/siswi tetapi ini tidak sampai.
Dikonfirmasi Operator sekolah SDN 5 pasirbungur. menjelaskan,kalau untuk Bantan PIP yang reguler itu di Carikan oleh guru lain,memang awalnya kepala sekolah menelpon saya untuk segera mencairkan bantuan PIP tersebut,namun salah satu dewan guru nlp saya katanya dia yang akan mencairkannya.klau saya sih gak masalah.
Tetapi waktu ada pancairan PIP dari asfirasi ada beberapa orang tua siswa yang menanyakan dan membawa bukti dari bank BRI.
Saya tidak konfirmasi lagi ke kepala sekolah, maupun keorang yang mencairkan dana bantuan PIP tersebut,dan siswa yang mendapatkan kurang lebih 60 siswa kalau gak salah nanti saya cek lagi di leptop.terangnya.
Terpisah beberapa orang tua siswa mengecek soal PIP dan ternyata anaknya mendapatkan bantuan tersebut tetapi itu sudah dicairkan,sehingga kami orang tua siswa demo ke guru kelas tersebut untuk Mita hak anak kami.
Bahakan menurut orang tua siswa masih belum dibagikan sungguh aneh dengan oknum guru terebut.
setelah saya mengecek, nama anak saya ada, saya pun konfirmasi. Tetapi waktu itu tidak langsung diberikan dan saya mendesak karena ada notifikasi pencairan, hingga akhirnya saya dan orang tua yang lain datang kerumah Okum guru tersebut. jelasnya.
Dikonfirmasi oknum guru sedang tidak ada disekolah,bahkan kepala sekolah pun tidak ada disekolah.
Hingga berita ini diterbitkan dari oknum guru dan kepala sekolah belum bisa dimintai keterangan.(Tri)
