DPRD Minta Pj Wali Kota Tasikmalaya Lakukan Evaluasi atas Rotasi dan Mutasi 120 Pejabat Pemkot
Tasikmalaya ][ Gardapelitanews.com – Polemik mengenai proses rotasi mutasi yang digelar beberapa hari sebelum Walikota Tasikmalaya HM Yusuf lengser dari jabatannya terus bergulir.
Sejumlah komponen masyarakat pun mulai mengadukan soal keanehan proses rotasi dan mutasi itu ke DPRD Kota Tasikmalaya.
Munculnya pengaduan masyarakat mengenai proses rotasi dan mutasi di lingkungan Pemkot Tasikmalaya, beberapa hari sebelum pergantian pucuk pimpinan ini diakui oleh Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, H. Muslim, M.Si.
Muslim pun meminta agar Penjabat Wali Kota, Cheka Virgowansyah dan juga Baperjakat untuk segera melakukan evaluasi atas rotasi dan mutasi yang dilakukan terhadap labih dari 120 ASN di lingkungan Pemkot Tasikmalaya ini.
“Karena banyaknya keluhan dan masukan atas pelantikan yang melibatkan lebih dari 120 pegawai tersebut, maka kami dorong Pj walikota melakukan evaluasi,” ujar Muslim, Senin 28 November 2022.
Dia memandang keluhan publik cukup beralasan bila mengingat tantangan yang akan digarap di masa transisi kepemimpinan definitif tersebut.
“Kurang pas rasanya ketika ada pegawai dengan latarbelakang kedokteran justru menempati dinas yang berurusan dengan informatika serta komunikasi,” katanya.
Selain itu, ada pejabat kedokteran hewan mengisi dinas yang jauh daripada latarbelakang disiplin ilmunya.
Ketua DPC PDIP tersebut menilai akan kebingungan dengan pegawai baru yang latar belakangnya kurang linear dengan bidang tugasnya.
“Artinya, kalau faktanya pegawai baru tidak memberikan dampak signifikan, sebaiknya geser lagi sesuai prinsip the right man on the right job,” katanya.
Di mata Muslim, pada awal tahun 2023 nanti tentu ekspektasi publik akan layanan dan kinerja eksekutif begitu tinggi dengan kepemimpinan Wali Kota yang dijabat oleh seorang birokrat dari pemerintah pusat.
Agresifitas Pj Wali Kota, kata Muslim harus diimbangi dengan kinerja OPD yang baik, terutama dalam upaya merealisasikan target-target yang akan dicapai mulai awal tahun nanti.
Sebelumnya, sejumlah komponen masyarakat mempertanyakan proses rotasi dan mutasi yang dilakukan oleh Wali Kota Tasikmalaya, HM Yusuf, beberapa hari sebelum dirinya meletakkan jabatannya sebagai orang nomor satu di Kota Tasikmalaya.
Salah satu komponen masyarakat yang mempertanyakan hal itu adalah tokoh pemuda Indihiang, Dede Komarudin, yang juga Ketua Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Priangan Timur.
“Ini kan aneh, mau melepaskan jabatannya, kok malah melakukan rotasi dan mutasi. Tentu ini menjadi pertanyaan bagi kami,” katanya.
Karena kata dia, proses penempatan pejabat itu logikanya akan digunakan oleh atasan untuk membantu dirinya dalam menjalankan roda kepemimpinannya.
“Seperti kepala daerah atau presiden yang baru, tentu akan memilih orang-orang yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk membantu kepemimpinannya,” kata pria yang akrab disapa Dekom ini.
Nah ini, kata dia, wali kota sudah mau berhenti dari jabatannya, lalu melakukan rotasi dan mutasi. “Ini kan aneh. Bahkan akhirnya mengundang tanda tanya, ada apa dibalik rotasi dan mutasi ini,” kata dia.
Apalagi setelah rotasi dan mutasi ini, kata Dekom, berkembang isu, ada pejabat yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya maupun keahliannya.
“Makanya, kami sangat setuju jika Pj Wali Kota melakukan evaluasi atas rotasi dan mutasi yang baru saja dilakukan di lingkungan Pemkot Tasikmalaya ini,” kata Dekom
Reporter : Usep.Safari