Wali Kota Bogor : Masih Ada 5.603 Kepala Keluarga Yang Tinggal di Titik Rawan Bencana
Bogor ][ Gardapelitanews.com – Wali Kota Bogor, Bima Arya mengakui, ada 5.603 Kepala Keluarga (KK) tinggal di titik rawan bencana.
Dimana titik rawan bencana itu terbagi menjadi tiga kategori.
Yaitu zona hitam , zona merah atau darurat dan zona kuning atau diawasi untuk jangka panjang dipindahkan.
Bagi warga di zona hitam, Bima Arya menegaskan agar segera dipindah ke tempat yang disediakan oleh Pemerintah Kota Bogor.
“Untuk zona hitam ada 1.203 KK, zona merah 2.548 KK dan zona kuning ada 1.852 KK.”
“Saya sudah melakukan pemetaan lahan-lahan yang tersedia di Kota Bogor untuk tempat yang sudah direlokasi rumah-rumah di zona hitam dan ada tiga lahan yaitu 3 hektar di Mulyaharja, Bogor Selatan eks Pancahapat” paparnya.
“Kemudian lahan kedua seluas 1,5 hektar yang rencananya di bangun stop plat, Sukaresmi, Tanah Sareal dan lokasi ketiga adalah di Cimahpar sekitar 3.000 meter persegi,” lanjutnya.
Bima meminta para camat untuk segera lakukan komunikasi dengan warganya yang berada di zona hitam.
“Saya berikan waktu satu bulan bagi para camat untuk berkomunikasi dengan warga di zona hitam untuk bergeser pada waktunya ke lahan-lahan tersebut,” ucap Bima.
Lalu, Pemerintah Kota Bogor sudah membongkar bangunan tanpa izin di tebingan lokasi longsor di Gang Kepatihan dan Gang Barjo.
“Hari ini pemerintah kota melakukan pembongkaran di lahan yang menjadi penyebab longsor, terlebih juga bangunan ini tidak memiliki izin, tidak ada IMB nya.”
“Sudah kami komunikasihkan kepada pemiliknya,” ungkap Wali Kota Bogor, Bima Arya, ketika meninjau pembongkaran bangunan tidak berizin, Selasa (25/10/2022).
“Pemerintahan Kota Bogor Sudah Memberi peringatan dan masyarakat bersedia untuk di bongkar, untuk Langkah selanjutnya pemerintah kota akan melakukan penataan di lokasi ini, supaya ada saluran air,” katanya dia .
Selanjutnya, akan dibangun turap kemudian ada saluran air yang akan dibuat oleh Perumkim.
“Hari ini pemerintah kota melakukan pembongkaran di lahan yang menjadi penyebab longsor, terlebih juga bangunan ini tidak memiliki izin, tidak ada IMB nya.”
“Sudah kami komunikasin juga kepada pemiliknya,” ungkap Wali Kota Bogor, Bima Arya, ketika meninjau pembongkaran bangunan tidak berizin, Selasa (25/10/2022).
“Jadi saluran air yang akan dibuat ini akan mengalir nantinya ke sungai Cisadane agar tak gerogoti dan kropos di bawahnya nanti,” ungkap Bima.
Bima menegaskan, Pemerintah Kota Bogor, terus mengawasi wilayah tersebut (Gang Kepatihan dan Gang Barjo) agar tidak ada pembangunan lagi.
Hancurnya tiga rumah warga yang secara langsung tertimpa longsoran itu, akankah dibangun kembali atau tidak, Bima Arya mengatakan masih menunggu kajian dari ahli Geologi.
“Rumah yang hancur akan kita komunikasi dengan ahli geologi. Apakah aman di bangun kembali atau tidak.”
“Namun, sementara tidak dibangun dulu sambil menunggu kajian,” ungkap Bima Arya.
“Jika tidak aman akan kita geser. Saya minta ke rusunawa bagi tiga rumah yang terdampak ini” sambungnya.
Reporter : A.Dani